Alkisah hiduplah seorang putri hidup dalam kesendirian dan kesedihan. Dia selalu menangisi kesedihannya itu. Pada suatu ketika, sang putri pergi ke taman yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya. Ia berniat untuk menyendiri, meratapi kesedihannya tersebut. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang menghampirinya. “Wahai tuan putri, mengapa engkau bersedih?”, tanya sang lelaki itu. “Aku bosan dengan hidupku. Tak ada satupun dari mereka yang mengerti aku. Aku sangat merasa kesepian”, jawab sang putri sambil meneteskan air matanya yang sudah tak mampu ia bendung lagi.
Sang lelaki itu pun berkata, “Ketika dunia memberi seribu alasan untuk membuat kita menangis, tunjukanlah bahwa kita punya seribu satu alasan untuk tersenyum. Ketika dunia memberi seribu alasan untuk membuat kita mengeluh , tunjukkanlah bahwa kita punya seribu satu alasan untuk bersyukur. Ketika dunia memberi seribu satu alasan untuk membuat kita menyerah, tunjukan seratus satu janji Tuhan bahwa kita akan berjaya . Wahai tuan putri, dunia ini terlalu hina untuk membuat kita menangis. Terlalu murah untuk membuat kita bersedih. Terlalu lemah untuk membuat kita putus asa. Memang Tuhan tidak menjanjikan langit itu selalu biru, bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah bahwa Tuhan selalu memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air mata, berkah di setiap cobaan dan jawaban di setiap doa. Sesungguhnya di setiap kesulitan pasti ada kemudahan”
Sang putri pun bertanya pada lelaki itu, “Jadi, semuanya akan indah pada waktunya?”
“Tentu tuan putri”, jawab lelaki tersebut.
Saat mendengar jawaban dari lelaki itu, sang putri pun mulai mengerti soal hidup. Hidup tak selalu mulus seperti apa yang ia harapkan. Semua orang pasti pernah punya masalah, semuanya kembali dari diri kita sendiri. Bisakah kita untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sang putri pun yakin, bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti akan indah pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar