Kamu
kehilangan pasanganmu. Kamu kehilangan teman berdebatmu. Atau parahnya. Kamu
kehilangan sebagian dari hatimu yang kini tak bernyawa. Dia adalah kamu.
Bukan
karena kamu masih mencintainya. Tapi hanya karena kamu kehilangan sesuatu yang
tidak mungkin kamu miliki lagi.
Senyumnya
yang masih terekam jelas dalam ingatanmu. Dan senyum itulah alasan mengapa kamu
sangat merindukannya. Saat dia tersenyum padamu segenap semestamu bergerak terasa
begitu sederhana.
Duniamu
menyempit dan akhirnya menyisakan kamu dan dia. Hanya kamu dan dirinya.
Dan
yang kamu inginkan saat ini hanyalah dia tersenyum padamu. Hanya untukmu.
Sungguh. Hanya itu.
Tapi
apa yang terjadi ketika dia bukanlah orang yang sama lagi. Dia bukan seseorang
yang tertawa saat kamu membuat lelucon yang dulu sering kalian tertawakan. Dia
tidak lebih dari orang lain. Orang asing yang meyebut namamu seperti orang
mengeja Ini Budi. Dingin. Tidak ada
lagi sebuah tarikan tak terlihat yang dulu sering membuatmu tak letih
memandangnya hanya dengan mengamati punggungnya dari belakang saat kalian
mengendarai motor bersama.
Dia
yang sekarang tidak lebih dari sekumpulan daging yang bergerak tanpa ada kamu
lagi di dalam dunianya.
Dia
bukan seseorang yang melengkapi dan meneruskan kalimatmu lagi.
Dia
hanya sebuah tanda koma yang membuatmu berjarak dengan kalimat berikutnya. Dan
dengan begitu sudah tidak ada lagi kesamaan antara kamu dan dia.
Tapi
bodohnya tetap saja kamu merindukannya.
Kamu
tetap menunggu sms dan telfonnya yang sebenarnya kamu sendiri yakini itu tidak
mungkin terjadi lagi.
Hanya
karena kamu ingin sekali lagi merasakan kembali moment-moment saat bersamanya.
Ketika dia menjadi pusat dalam duniamu. Merasakan jejak kehadirannya lagi dalam
hidupmu yang telah kalah oleh kenangan.
Kamu
tidak lebih dengan membodohi dirimu sendiri. Kamu membohongi dirimu sendiri.
Menyiksanya dengan khayalan-kahayalanmu tentangnya.
Tidakkah
cukup kehilangannya membuatmu sadar bahwa semesta ini berjalan maju. Bukan
mundur.
Seiring
berjalannya waktu segala hal akan berjalan berubah. Termasuk dia dan cintanya.
Banyak
hal yang dapat mengikis keyakinannya akan cintanya sendiri dan …. Kamu.
Setelah
semuanya apakah kamu yakin masih mau mengharapkan asa semu itu???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar