Tapi
sudah berjam-jam aku duduk sendirian melihat ke arah pintu masuk atau pun kaca
di sampingku. Berharap menemukan tanda-tanda kehadirannya walau hanya sekecil
apa pun. Tapi dia tidak pernah datang.
Sudah
tak terhitung berapa banyak tegukan air mineral botolan yang telah aku minum.
Sudah berapa banyak kenangan masa lalu yang aku putar untuk membuatnya tetap
nyata dalam ketiadaannya. Aku tetap mengharapkannya. Walau kecil harapan dia
akan menyadarinya. Aku tetap berlumur dalam kubangan kesedihan yang tak
berujung. Hanya untuk membuatku terjaga dalam mimpi tentangnya.
Sekali
lagi aku melihat ke arah luar. Menatapi lekat-lekat orang-orang yang masuk di
pintu masuk di depanku. Tetapi hasilnya tetap sama. Aku tidak menemukannya.
Akhirnya
sebuah pertanyaan hadir dalam rasa sakitku.
“Berapa
lama lagi aku harus menunggunya?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar